Keracunan gas merupakan salah satu faktor penyebab kematian. Belum
lama ini dikabarkan desainer muda bertalenta Adesagi Kierana ditemukan
tak bernyawa dengan temannya di kamar mandi karena diduga mengirup gas
beracun dari pemanas air. Namun sebelum itu sebenarnya sudah banyak
kasus-kasus tewas keracunan gas, mulai dari ruang terbuka sampai ruang
tertutup. Berikut ini rangkuman yang dipaparkan oleh situs detikcom
tentang berbagai lokasi keracunan gas yang merenggut nyawa.
Keracunan Gas di Alam Terbuka
Masih ingat aktivis muda yang kritis Soe Hok Gie yang meninggal saat
melakukan pendakian di Gunung Semeru? Soe Hok Gie meninggal bersama
rekannya Idhan Dhanvantari Lubis pada 1969 karena menghirup gas
beracun di lereng gunung itu.
Pada 8 Juli 2007, 6 pelajar SMPN 67 Jakarta Selatan (Jaksel) tewas di
kawasan Kawah Ratu, Gunung Salak, perbatasan Kabupaten Sukabumi dan
Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar). Mereka tewas setelah menghirup
gas beracun di kawah itu.
Keracunan gas dari kawah gunung ini perlu diwaspadai, utamanya jika
gunung berapi itu aktif atau bahkan meletus. Dari arsip detikhealth,
gas yang bisa menyebabkan keracunan dari kawah gunung berapi ada 3
yaitu sulfur dioksida, karbon dioksida dan hidrogen sulfida.
Keracunan sulfur dioksida ditandai dengan kesulitan bernafas, sakit
dada, iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan, batuk-batuk dan
lain-lain. Karena mengandung belerang, sifatnya mudah dikenali dari
bau busuk menyengat yang bisa menyebabkan sesak napas.
Gas beracun yang juga mudah dikenali dari baunya adalah hidrogen
sulfida, yang baunya tajam seperti kentut. Dalam kadar rendah
sekalipun gas ini dapat memicu iritasi pada mata, sementara pada kadar
tinggi dapat mengiritasi saluran penafasan.
Sedangkan gas beracun dari letusan gunung berapi yang kemunculannya
sering tidak disadari karena tidak berbau adalah karbon dioksida.
Padahal gas ini memiliki berat jenis lebih tinggi dari udara, sehingga
mudah terbawa ke tempat yang lebih rendah yakni pemukiman penduduk.
Peningkatan karbon dioksida dapat menimbulkan masalah pernafasan,
dengan tingkat keparahan sesuai kadarnya di dalam udara yang terhirup.
Pada kadar lebih dari 5 persen gas ini dapat menimbulkan sesak nafas,
sedangkan pada kadar lebih 30 persen dapat menyebabkan kematian.
Untuk mengantisipasinya, warga di sekitar lereng gunung harus
mengenakan masker cup (bukan kain), serta otoritas kesehatan memantau
terus menerus kadar gas beracun di lereng gunung yang meletus itu.
Keracunan Gas di Ruang Tertutup
Keracunan gas di ruang tertutup biasanya ditimbulkan dari peralatan
rumah tangga yang rusak seperti peralatan memasak, pemanas air, gas
pengering pakaian, serta tungku pemanas ruangan dengan bahan bakar
minyak, gas atau batubara yang tidak dikelola dengan benar.
Peralatan rumah tangga yang rusak bisa menyebabkan pembakaran terjadi
secara tidak sempurna. Akibatnya sangat berbahaya karena dapat
menghasilkan zat beracun karbon monoksida (CO). Apa yang terjadi bila
tubuh keracunan CO?
Dalam proses pembakaran, bila jumlah oksigen mencukupi maka pembakaran
akan terjadi secara sempurna dan menghasilkan karbon dioksida (CO2).
Tapi bila oksigen tidak cukup, pembakaran menjadi tidak sempurna dan
menghasilkan karbon monoksida (CO).
Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak
berbau. Senyawa ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna
dari bahan bahan kendaraan bermotor, asap kebakaran dan asap dari
mesin.
Senyawa ini sangat beracun karena dapat berikatan kuat dengan
hemoglobin darah (protein pembawa oksigen) dan menghambat proses
pengangkutan oksigen ke jaringan-jaringan tubuh dan menyebabkan
hipoksia (kekurangan oksigen). CO berikatan 200 kali lebih kuat dengan
hemoglobin dibandingkan oksigen, sehingga sangat sulit untuk
melepaskannya ketika telah berikatan dengan darah.
Mobil
Kasus-kasus keracunan gas di dalam mobil paling kerap dijumpai.
Umumnya korban keracunan dalam mobil yang masih menyala lengkap dengan
pendingin udaranya.
Pada 16 Juni 2008, sepasang kekasih ditemukan tak bernyawa di Pantai
Carnival, Ancol, pukul 06.20 WIB. Diduga, pasangan yang ditemukan
telanjang bulat ini kehabisan oksigen setelah AC mobil yang mereka
tumpangi bocor.
Pada 12 Maret 2011, 5 orang dalam satu keluarga ditemukan warga tewas
di dalam mobil kijang Innova. Nasib malang itu menimpa keluarga
Juduanson Munte (36) bersama istrinya Derky (36) dan tiga orang
anaknya, Riswan (7), Eko (5) Enot (3), warga Kecamatan Peranap Kab
Kuansing, Riau. Dugaan kematian satu keluarga ini akibat menghirup
karbon monoksida (CO). Pemeriksaan luar, sama sekali tidak ada bekas
tanda-tanda kekerasan
Pada September 2011, 3 orang yang tewas di dalam mobil Terrano yang
terparkir di Hotel Fashion. Selain karena overdosis karena pemakaian
narkoba jenis sabu-sabu, ketiganya juga tewas karena keracunan gas
karbon monoksida (CO) karena kebocoran AC mobil. Hal itu ditandai
dengan tubuh yang memerah.
Bukan cuma di dalam mobil, mobil yang dibiarkan menyala dalam ruang
tertutup juga bisa menyebabkan kematian. Di luar negeri, ada 3 orang
tewas dalam mobil di Amerika Serikat pada Februari 2011. Seperti
dilansir NBC, Rabu (9/2/2011) kematian 3 orang ini terjadi karena
keracunan karbon monoksida dari mobil yang dibiarkan menyala di
garasi.
Kasus serupa terulang pada Kamis 23 Juni 2011, seorang pria di New
York dan seorang wanita di Florida meninggal karena keracunan gas
berbahaya yang dikeluarkan mobil. Mereka rupanya tidak menyadari kalau
mobil yang mereka parkirkan ternyata masih hidup mesinnya dan membuat
mereka mati keracunan.
Sumur
Pada 26 Juli 2010, Surahmat (30) meregang nyawa ketika menguras sumur
tua sedalam 10 meter milik Tanto (45) di Dusun Sambung Kidul, Desa
Jambewangi, Magelang. Diduga kuat Surahmat keracunan gas karbon
monoksida.
Surahmat menggali sumur Senin (26/7/2010) sejak pukul 10.00 WIB
bersama Surahman (32). Surahmat lalu terjatuh dari tangga bambu yang
dimasukan ke sumur.
Kamar Mesin
Pada 6 September 2010, sepasang suami-istri, Amrul (28) dan Sartika
(26), ditemukan tewas di sebuah kapal tongkang di Ogan Ilir, Sumatera
Selatan. Pasangan warga Desa Sembadak Kecamatan Pemulutan Kabupaten
Ogan Ilir itu diduga keracunan CO2 yang keluar dari mesin kapal.
Amrul dan Sartika pergi ke tongkang penyedot pasir milik mereka itu.
Lalu mereka menghidupkan mesin perahu ketek jenis diesel. Diduga, saat
menghidupkan mesin mereka tidak membuka jendela-jendela perahu ketek
tersebut saat keduanya tertidur. Asap yang keluar dari mesin berupa
gas karbon dioksida memenuhi ruangan dalam perahu sehingga meracuni
keduanya.
Kamar Mandi
1 Januari 2012, Adesagi Kierana (34) dan Randy Yan (30) ditemukan
tewas tanpa busana di sebuah rumah yang beralamat di Jl Cimandiri,
Bandung. Keduanya berada di rumah yang terletak tidak jauh dari
kawasan Gasibu dan Gedung Sate ini untuk merayakan tahun baru.
Mayat mereka ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB. Tidak ada luka, tetapi
ada bintik merah kecil di bagian dada dan wajah. Penelusuran di
lapangan, salah satu mayat tersebut memiliki tato huruf kanji di
lengan kirinya. Sama seperti yang dimiliki Adesagi.
Dari hasil otopsi, sementara penyebab kematian keduanya akibat
keracunan gas karbondioksida yang kemungkinan besar dari pemanas air.
Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh keduanya. Bintik merah
yang ada di tubuh mereka diduga kuat karena keracunan gas
karbondioksida
Kamar
Pada 7 Oktober 209, dua karyawan pabrik cireng Rampat ditemukan tewas
di kamarnya di Komplek Sanggar Indah Banjaran Kelurahan Naggrak
Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, Selasa (7/10/2009). Saat itu,
keduanya yang sedang tidur di kamar diduga meninggal akibat keracunan
gas yang berasal dari genset.
Genset yang ada di ruang tengah itu tanpa cerobong terpisah sehingga
kemungkinan gasnya berada di dalam rumah. Namun letak genset tersebut
sebenanrnya lebih dekat dengan kamar karyawan perempuan.
Saluran Air
Pada 3 November 2010, 3 orang tewas saat memperbaiki saluran air di
Kompleks Polres Bandara Soekarno-Hatta. Mereka diduga menghirup gas
beracun yang keluar dari dalam saluran tersebut.
Berbagai lokasi penimbul bahaya keracunan gas tersebut menunjukkan
pada kita bahwa banyak potensi bahaya keracunan gas di sekitar kita
yang perlu diwaspadai.
Sumber: Detik.Com