Minggu, 12 Februari 2012

Mobil Esemka Produksi Dalam Negeri, Kreasi Anak Bangsa

Sebagai warga negara Indonesia patut berbangga karena berkat
keterampilan para siswa SMK kita mampu membuat kendaraan roda empat
sendiri. Adalah Kiat Esemka nama mobilnya, mulai ramai diperbincangkan
di tanah air. Apalagi sebabnya kalau bukan karena mobil tersebut
adalah buatan siswa SMK di Solo.

Dengan mengetahui spesifikasi esemka serta harga mobil esemka ini anda
mungkin akan segera mengganti mobil pribadi anda dengan Mobil Esemka.
Seperti yang dilakukan Wali Kota Solo, Joko Widodo, patut ditiru para
pejabat negara lainnya. Pria yang akrab dipanggil Jokowi ini lebih
memilih menggunakan mobil prototipe rakitan anak-anak SMK ketimbang
menggunakan Toyota Camry sebagai mobil dinasnya.

Mobil Kiat Esemka hasil rakitan para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) di Solo ini pun ternyata bisa diubah dari BBM ke BBG (bahan
bakar gas).

"Kami sudah konsultasi dengan para ahlinya mengenai mobil Kiat Esemka.
Setelah diproduksi massal bisa saja diubah dari menggunakan BBM ke
BBG. Perlu waktu tiga tahun untuk mengubahnya," ujar Wali Kota
Surakarta Joko Widodo di Solo, Jumat.

Ia mengungkapkan soal mengubah pemakaian BBM ke BBG adalah hal mudah.
"yang diperlukan sekarang ini dukungan penuh dari pemerintah, tentang
perijinan surat-surat kelengkapan, seperti untuk uji emisi, kelayakan
jalan dan lain-lain."

"Kami sekarang ini sambil menunggu turunnya surat-surat yang telah
diajukan tersebut, juga terus melakukan pembenahan-pembenahan dapur
kami agar nanti bisa sempurna mobil Kiat Esemka yang akan dijadikan
program mobil nasional (Mobnas)," kata Joko.

Menurut Joko, produksi massal mobil Kiat Esemka konsepnya tidak
dilaksanakan dengan padat modal, tetapi padat dengan tenaga kerja.

"Jadi untuk komponen-komponen mobil itu bisa dibuat dimana-mana dengan
melibatkan ribuan industri kecil menengah dan pada SMK-SMK, jadi
dikerjakan bangsa Indonesia secara beramai-ramai," katanya.

Spesifikasi Esemka yang berupa mobil SUV dengan 7 penumpang secara
umum cukup meyakinkan. Dengan kapasitas penumpang lebih banyak dari
kebanyakan SUV hal ini menjadi wajar mengingat ukuran Esemka yang
memiliki panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm serta tinggi 1.630 mm. Untuk
urusan mesin Esemka menggendong mesin bensin 1.500 cc type SOHC yang
menggunakan multi point injection 4 silinder bensin. Tenaga yang
dihasilkan mesin pada 5.500 RPM adalah 105 Hp angka ini sebenarnya
masih kalah dibanding kebanyakan SUV yang ada. Hanya saja memang
Esemka belum punya fitur airbag.

Dan harga mobil esemka sendiri terbilang cukup murah dikelasnya yakni
berkisar antara 90-120 juta rupiah.

Mobil Esemka Solo akan ke menjalani uji emisi di Tangerang Banten dan
rencananya perjalanan kendaraan itu dimeriahkan dengan kirab (pawai
budaya). Esemka akan berhenti di beberapa kota untuk dipamerkan ke
masyarakat.

"Sudah ada beberapa kota yang meminta, yaitu di Semarang oleh Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Tengah, Pekalongan, Tegal,
Cirebon dan Bandung," kata Wali Kota Surakarta Joko Widodo kepada
wartawan.

Wakil Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo mengatakan, saat ini
Esemka disempurnakan di pusat pembuatan di bengkel mobil milik Sukiyat
di Klaten.

"Lampunya masih nyebar, belum fokus. Sama dudukan kaca depan masih
longgar sedikit. Bukan perbaikan besar," katanya sambil menambahkan
perbaikan tersebut diperkirakan akan berlangsung selama sepekan.

Nama Sukiyat tiba-tiba saja menjadi fenomenal bersamaan dengan
hadirnya prototipe mobil Kiat Esemka. Kehadiran mobil yang diproduksi
oleh anak-anak Jurusan Otomotif SMK Negeri 1 Trucuk, Klaten, Jawa
Tengah, bimbingan Sukiyat ini menjadi buah bibir di tengah kerinduan
masyarakat akan mobil produksi Nasional (mobnas). Selama ini,
masyarakat hanya menjadi pasar dari produksi otomotif, terutama dari
Jepang.

Berawal tahun 1977 dari bengkel sepeda motor dan sepeda onthel di
kampung halamannya, Kradenan, Trucuk, Klaten, bengkelnya berkembang
sampai menempati lahan seluas 4.500 meter persegi. Bengkel lainnya
seluas 2.500 meter persegi juga dia bangun di Ngaran, Mlese, Ceper,
Klaten.

Sukiyat masih terus membangun mimpinya untuk membuktikan bahwa
Indonesia adalah bangsa yang mampu memproduksi sesuatu, bukan hanya
sekedar pasar.

Sumber: AntaraNews.Com, mobil-esemka.info dan Harian Kompas